Minggu, 24 Juli 2011

Filsafat Ketuhanan Plato


Plato (428/427-348/347 SM)  yang merupakan murid jenius Socrates -sedemikian jeniusnya sehingga terkadang apabila Plato datang ke Academia Socrates, sang guru berkata “Sang akal telah datang”-  merupakan filosof kawakan yang ajarannya banyak dijadikan sebagai landasan filosofis filosof-filosof Barat. Para pengikutnya ini biasanya disebut sebagai Platonis.

Ajaran Plato tentang Tuhan kebanyakan disampaikan dalam terma-terma mistis, yang menegaskan kebaikan Tuhan (sebagaimana dalam Republic dan Timaeus) dan kebaikannya kepada manusia (sebagaimana dalam Phaedo); Tetapi dalam Phaedrus, dan lebih jelasnya dalam Laws, ia menghadirkan sebuah argumen yang lebih rigoris yang berdasarkan kenyataan bahwa segala sesuatu itu berubah (change) dan bergerak (in motion). Segala yang berubah itu tidak selamanya bersumber dari luar (eksternal), sebagian dari perubahan tersebut bersifat spontan dan bersumber dari “jiwa”. Dan akhirnya berujung pada sebuah jiwa yang suprim dan paripurna. (Britannica Encylopaedia, 2006)Dalam Timaeus, sebagaimana dinukil dalam kitab Faidh wa Fâ’iiliyyat Wujudi Az Aflatun tâ Mulla Shadra, penciptaan alam semesta dan pengerangka kosmos dinisbahkan kepada demiurege (shâne’, pencipta) yang mewujudkan kosmos ini dari keadaan yang tak tertata dan non-sistemik, menjadi sebuah kosmos yang tertata dan sistemik. Dalam perkara ini, mundus imaginalis (alam ide) dapat dijadikan sebagai satu contoh dan setelah mencipta alam ide, Tuhan mengadakan jiwa universal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar