Minggu, 24 Juli 2011

Filsafat Ketuhanan Thomas Aquinas


Santo Thomas Aquinas (1225-1274), yang terkadang dipanggil sebagai Doktor Angelic dan Pangeran Skolastik, adalah seorang filosof dan teolog berkebangsaan Italia. Dengan karya-karyanya, ia menjadi figure yang paling penting dalam filsafat Skolastik dan seorang teolog Roman Katolik yang unggul.      Aquinas beranggapan bahwa seluruh burhan (argumen) untuk membuktikan eksistensi Tuhan adalah burhan apriori (inni). Lantaran ia percaya bahwa tiada satupun yang dapat menduduki posisi sebab bagi Tuhan. Dan Tuhan adalah wujud yang seutuhnya tanpa sebab. Apabila Tuhan eksis, maka selain-Nya merupakan akibat dari keberadaan-Nya. Tuhan secara mutlak ada (yakni secara esensial bukan non-esensial).


Aquinas mengemukakan lima jalan dan argumen apriori (inni) untuk mengitsbat dan membuktikan wujud Tuhan, dimana seluruhnya adalah makhluk-makhluk yang menjadi media untuk membuktikan wujud Tuhan. Kelima argumen apriori tersebut antara lain:
1.       Argumen gerak
2.       Argumen sebab pelaku
3.       Argumen kontingen dan wujub (necessity)
4.       Arguman gradasi kesempurnaan
5.       Argumen keteraturan

Dalam Summa Theologica, pertanyaan ke-12, Aquinas menuturkan pendapatnya tentang bagaimana kita mengenal Tuhan. Ia dengan mengajukan pertanyaan retoris menyampaikan; dapatkah kita mengenal Tuhan dalam kehidupan ini melalui akal natural?  Ia berkata, pengetahuan natural kita berasal dari indera dan persepsi. Oleh karena itu, pengetahuan natural kita hanya dapat diperluas sepanjang dapat dituntun oleh objek kendriya dan persepsi. Pada basis sensor objek intelek, kita tidak dapat beranjak jauh untuk melihat  esensi Tuhan. Lantaran alat sensor dan kendriya kita merupakan kreasi Tuhan yang tidak selevel kekuatannya. Oleh karena itu, kita dapat mengetahui secara utuh kekuasaan Tuhan dengan bersandar pada objek dan alat indera dan kendriya kita. Namun, karena mereka merupakan kreasi-kreasi yang bergantung kepada sebuah sebab, kita dapat dituntun untuk mengetahui bahwa Tuhan itu eksis dan ada. Dan untuk mengetahui karakteristik yang Dia harus miliki sebagai sebab pertama dari segala sesuatu yang disebabkan oleh-Nya. Oleh karena itu, kita tahu ihwal hubungan-Nya kepada makhluk-Nya, bahwa Dialah penyebab keberadaan seluruh makhluk. Dan bahwa makhluk-makhluk berbeda dengan-Nya. Karena ia bukan bagian dari yang diciptakannya. Dan bahwa kreasi-kreasi Tuhan terpisah dari-Nya bukan karena kekurangan yang dimlikinya, tetapi lantaran transenden-Nya. (Encarta Encylopaedia, 2006) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar